Tanggal Rilis | : | 4 Desember 2017 |
Ukuran File | : | 0.73 MB |
Abstraksi
• November 2017, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,21 persen karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 130,42 pada Oktober 2017 menjadi 130,70 pada November 2017. Empat kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung, yaitu kelompok bahan makanan memberikan andil dalam pembentukan inflasi sebesar 0,19 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,02 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,01 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen. Sebaliknya kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan memberikan andil dalam pembentukan deflasi sebesar 0,02 persen. Sementara dua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.
• Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya, bawang merah, cabai merah, beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, rokok kretek, daginga ayam ras, tomat sayur, bahan bakar rumah tangga, dan teri.
• Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-44 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 68 kota mengalami inflasi, dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 1,80 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Palopo dan Bekasi sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,74 persen, dan deflasi terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,02 persen.
• Kota Bandar Lampung, pada November 2017 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar 2,66 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 3,39 persen.