• September 2017, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,25 persen karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,95 pada Agustus 2017 menjadi 130,28 pada September 2017. Lima kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung, yaitu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga memberikan andil dalam pembentukan inflasi sebesar 0,40 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; kelompok sandang; dan kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan masing-masing memberikan andil inflasi sebesar
0,01 persen. Sebaliknya dua kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan deflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.
• Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Atas, Taman Kanak-Kanak, Angkutan Udara, ikan layang/benggol, cabai merah, bubur, ikan selar/tude, dan jeruk.
• Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-22 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 50 kota mengalami inflasi, dan
32 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,59 persen,
sedangkan inflasi terendah terjadi di Mamuju sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,04 persen, dan deflasi terendah terjadi di Tembilahan sebesar 0,01 persen.
• Kota Bandar Lampung, pada September 2017 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar 2,33 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 4,09 persen.