• Oktober 2017, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,11 persen karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 130,28 pada September 2017 menjadi 130,42 pada Oktober 2017. Tiga kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung, yaitu
kelompok bahan makanan memberikan andil dalam pembentukan inflasi sebesar 0,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,05 persen; dan kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Sebaliknya, dua kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan deflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen. Sementara kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.
• Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya, beras, cabai merah, besi beton, minyak goreng, biskuit, tepung terigu, daun singkong, angkutan udara, daging sapi, dan jeruk.
• Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-24 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 44 kota mengalami inflasi, dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,05 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Cilegon dan Surakarta sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 1,31 persen, dan deflasi terendah terjadi di Palopo sebesar 0,01 persen.
• Kota Bandar Lampung, pada Oktober 2017 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar 2,44 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 3,61 persen.