Tanggal Rilis | : | 2 Januari 2018 |
Ukuran File | : | 0.73 MB |
Abstraksi
• Desember 2017, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,47 persen karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 130,70 pada November 2017 menjadi
131,31 pada Desember 2017. Empat kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung, yaitu kelompok bahan makanan memberikan andil dalam pembentukan inflasi sebesar 0,34 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,05 persen; dan kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,05 persen. Sebaliknya kelompok kesehatan memberikan andil dalam pembentukan deflasi sebesar 0,02 persen. Sementara dua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.
• Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya, cabai merah, beras, telur ayam ras, mie, upah pembantu rumah tangga, tarip pulsa ponsel, daging ayam ras, cung kediro, nasi dengan lauk, dan bahan bakar rumah tangga.
• Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-66 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, seluruh kota mengalami inflasi dan tidak ada kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar
2,28 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Sorong sebesar 0,18 persen.
• Kota Bandar Lampung, pada Desember 2017 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 3,14 persen.