Desember 2018, IHK Gabungan Lampung mengalami peningkatan indeks dari 135,37 pada November 2018 menjadi 135,78 pada Desember 2018, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,31 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) Januari- Desember 2018 sebesar 2,73 persen dan inflasi year on year (yoy) Desember
2018 terhadap tahun 2017 adalah sebesar 2,73 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, seluruh kelompok mengalami inflasi, yaitu kelompok bahan makanan mengalami inflasi (naik sebesar 0,53 persen); kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,63 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,05 persen; kelompok sandang
0,44 persen; kelompok kesehatan 0,20 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen; dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,19 persen.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Desember 2018, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi Bandar Lampung sebesar 0,31 persen, dan inflasi Metro sebesar 0,27 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-65 dan Kota Metro peringkat ke-68, dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 80 kota IHK mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 2,09 persen, dan inflasi terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 0,15 persen, dan deflasi terendah terjadi di Kendari sebesar 0,09 persen.
Kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi tertinggi, yaitu sebesar 0,12 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada bulan Desember 2018 adalah subkelompok telur, susu, dan hasil- hasilnya sebesar 0,12 persen.