Tanggal Rilis | : | 2 Juli 2018 |
Ukuran File | : | 0.61 MB |
Abstraksi
• NTP Provinsi Lampung Juni 2018 untuk masing-masing subsektor tercatat Subsektor Padi & Palawija (NTP-P) (115,58), Hortikultura (NTP- H) (95,22), Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) (97,45), Peternakan (NTP-Pt) (115,02), Perikanan Tangkap (115,52), dan Perikanan Budidaya (95,23). Sedangkan NTP Provinsi Lampung tercatat sebesar 106,04.
• Juni 2018, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, antara lain pada komoditas subsektor tanaman pangan, peternakan, perikanan tangkap, dan subsektor perikanan budidaya seperti pada komoditas ketela pohon/ubi kayu, ternak besar, beberapa ikan tangkap, dan beberapa jenis ikan budidaya. Sedangkan subsektor hortikultura dan perkebunan mengalami penurunan harga antara lain pada komoditas cabe merah, kopi, dan kakao.
• Secara rinci kenaikan atau penurunan NTP Juni 2018, subsektor pertanian tanaman pangan naik 0,87 persen, subsektor tanaman hortikultura turun sebesar 1,24 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,81 persen, subsektor peternakan naik sebesar
0,64 persen, subsektor perikanan tangkap naik sebesar 1,78 persen, dan
subsektor perikanan budidaya naik sebesar 0,25 persen. NTP Provinsi Lampung secara gabungan turun sebesar 0,28 persen.
• Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada Juni 2018, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Maluku dengan peningkatan sebesar 0,78 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau yang turun sebesar 1,87 persen.
• Juni 2018 daerah perdesaan di Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 0,26 persen yang disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok bahan makanan sebesar 0,22 persen, sedangkan kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks harga, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,48 persen, kelompok perumahan sebesar 0,29 persen, kelompok sandang sebesar 2,76 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,60 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar
0,76 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,65 persen.