Tanggal Rilis | : | 3 April 2017 |
Ukuran File | : | 0.32 MB |
Abstraksi
NTP Provinsi Lampung Maret 2017 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 99,42 untuk Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 97,05 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 104,29 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 115,53 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt), 109,81 untuk Subsektor Perikanan Tangkap, dan 94,64 untuk Subsektor Perikanan Budidaya. Sedangkan NTP Provinsi Lampung tercatat sebesar 103,82.
Pada Maret 2017, sebagian besar komoditas mengalami penurunan harga, kecuali pada komoditas perternakan, perikanan tangkap, dan perikanan budidaya. Adapun harga-harga yang mengalami penurunan harga antara lain pada komoditas : gabah, ketela pohon/ubi kayu, ubi jalar, beberapa jenis sayur-sayuran dan buah-buahan, beberapa tanaman perkebunan seperti kopi, karet, kelapa sawit, dan lada.
Beberapa subsektor mengalami penurunan NTP pada Maret 2017, kecuali subsektor peternakan, perikanan tangkap, dan perikanan budidaya. Secara rinci, subsektor pertanian tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,48 persen, subsektor tanaman hortikultura turun sebesar 0,84 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,89 persen, subsektor peternakan naik sebesar 0,76 persen, subsektor perikanan tangkap naik sebesar 0,88 persen, dan subsektor perikanan budidaya naik sebesar 0,38 persen. NTP Provinsi Lampung secara gabungan turun sebesar 0,36 persen.
Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada Maret 2017, ada 4 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 29 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat dengan peningkatan sebesar 0,58 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi DKI Jakarta yang turun sebesar 1,37 persen.
Maret 2017 di daerah perdesaan di Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,16 persen. Deflasi disebabkan oleh turunnya indeks harga pada beberapa kelompok yaitu kelompok kelompok bahan makanan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, dan kelompok transportasi dan komunikasi. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, kelompok perumahan, kelompok sandang, dan kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks harga.