Februari 2019, IHK Gabungan Lampung mengalami penurunan indeks dari 136,08 pada Januari 2019 menjadi 135,69 pada Februari 2019, dengan demikian terjadi deflasi sebesar 0,29 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) Februari 2019 mengalami deflasi sebesar 0,07 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) Februari 2019 terhadap Februari tahun 2018 adalah sebesar 1,29 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, dua kelompok mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi (turun sebesar 2,06 persen); dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,12 persen. Sebaliknya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,08 persen; kelompok kesehatan 0,40 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,05 persen; kelompok sandang
0,02 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen.
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Februari 2019, seluruhnya mengalami deflasi. Deflasi Bandar Lampung sebesar 0,33 persen, dan deflasi Metro sebesar 0,04 persen.
Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-52 dan Kota Metro peringkat ke-17 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota IHK, 13 kota mengalami inflasi dan 69 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,98 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kendari sebesar 0,03 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar
2,11 persen, dan deflasi terendah terjadi di Serang sebesar 0,02 persen.
Kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi tertinggi, yaitu sebesar 0,49 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang deflasi tertinggi pada bulan Februari 2019 adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,30 persen.